Meraih Kebahagiaan Hakiki
By. Muhammad Misdi Elyumna
Bahagia
atau kebahagiaan merupakan kata yang penuh inspirasi dan memotivasi. Menjadi
bahagia adalah impian semua orang. Tapi hampir tidak semua orang bisa
mewujudkannya. Sebenarnya kebahagiaan itu bukan nanti atau ketika kita sudah
punya ini dan itu. Bahagia itu adalah sekarang dan bukan nanti. Bahagia itu
mudah dan tidak sesulit seperti yang dibayangkan. Males bekerja, misalnya, ini
faktanya adalah kita sendiri yang mempersulit untuk meraih kebahagiaan itu
sendiri. Berarti ada banyak faktor mental block yang harus ditembus oleh fikiran positif berani memutuskan yang
ada pada diri kita. Lalu apa tanda-tanda dan bagaimana meraih kebahagiaan itu?
Dalam suatu hadits
diterangkan Baginda Nabi Muhammad Saw menegaskan bahwa tanda-tanda kebahagiaan
dan kecelakaan itu ada empat perkara, yaitu;
1.
Memiliki rumah
yang luas, dan sebaliknya; memiliki
rumah yang sempit.
2.
Memiliki tetangga
yang baik, dan sebaliknya; memiliki tetangga yang buruk.
3.
Memiliki rezeki
yang luas, dan sebaliknya; memiliki rezeki yang sempit.
4.
Memiliki
kendaraan yang bagus, dan sebaliknya; memiliki kendaraan yang buruk.
Secara fisik
dhohirpun benar, bahwa ketika kita memiliki rumah yang luas akan terasa lega,
nyaman dan nikmat jika disbanding dengan rumah yang sempit. Namun para ulama
menafsirkan dan menegaskan yang dimaksud rumah ini adalah hati kita. Ketika
kita berhati luas, berhati lapang, hati yang bersyukur, maka dunia akan terasa
lebih luas, dunia memberi manfaat, dunia memberi inspirasi untuk kebaikan. Sesulit
dan sejahat apapun dunia memperlakukan kita, jika dhati, akan tergantung juga
pada keadaan hati dan bagaimana hati kita memandang dan menilainya.
Memiliki tetangga yang baik adalah dambaan semua manusia.
Ketika kita ingin bertetangga dengan orang yang baik-baik, kadang gak
dapat-dapat. Ternyata tetangga yang
jelek itu diri dan keluarga kita sendiri. Apalagi kalau kita memiliki tetangga
yang buruk. Kita sudah adalah keluarga yang buruk ditambah dengan tetangga yang
buruk lagi jadi tambah babak belur. Tetangga yang baik yang dimaksud oleh para
ulama adalah anggota tubuh dan badan kita. Adalah misalnya mata selalu kita
gunakan untuk yang boleh kita lihat dan yang bermanfaat. Tangan kita gunakan
untuk membantu, menolong orang lain dan menulis artikel–artikel inspiratif.
Kaki kita gunakan untuk melangkah ke tempat-tempat yang baik dan menghindar
dari tempat2 yang mudhorot. Lisan kita gunakan untuk berkata benar dan jujur
dari pada berbohong. Jika ini semua yang dilakukan, maka kita akan menjadi
tetangga yang baik dan mempunyai
tetangga yang lebih baik.
Memiliki rezeki yang luas adalah hajat semua manusia.
Sehingga kenapa manusia harus kerja keras tiap hari. Pontang panting mengejar
rezeki, terkadang rezeki malah lari dan tidak kunjung datang. Padahal rezeki itu tidak mesti
dimaknai dengan harta semata. Menurut para ulama akal yang cerdas, badan yang
sehat, memiliki ilmu yang bermanfaat, keluarga yang penuh dengan harmonis,
anak-anak yang patuh dan taat, dan lain
sebagainya ini justru yang akan mendatangkan rezeki besar. Contoh kecil saja,
Jika keluarga broken home (berantakan) maka pasti rezeki akan menjauh.
Bagaimana mungkin bisa bekerja dengan tenang, sementara setiap hari mengurusi
percekcokan keluarga.
Memiliki kendaraan yang bagus seperti Mercedes Benz,
BMW dan seterusnya sangat menyenangkan. Tentu akan mudah dan terasa nyaman
untuk sampai ke tujuan saat bepergian. Berbeda dengan berkendaraan yang buruk,
sebentar-bentar mogok, bentar-bentar macet dst-nya. Namun yang dimaksud para
ulama ini adalah kendaraan rohani dan jasmani yang membawa anggota badan kita.
Jika kita hanya sibuk mengurusi dan memenuhi kendaraan jasmani, dan tidak
peduli dengan kendaraan rohani, maka suatu saat akan mengalami kerusakan mesin
hebat. Karena inti kendaraan itu di mesin. Mesin kita adalah rohani dan jiwa kita.
Yang aslinya suci harus dijaga kesuciannya dengan berusaha masuk menjadi zona
kendaraan berbahan bakar halal, baik, bersih, dan kendaraan yang bisa membawa
keberkahan serta memberi keberlimpahan.
Wallahu a’alam bi shawab.
salam Sukses Berkah Berlimpah